Pages

Selasa, 22 Mei 2012

#LifeLesson1 HIDUP ITU PILIHAN


Setelah sekian lama saya tidak menulis blog lagi, akhirnya setelah terkena hantaman yang keras dalam hidup (versi saya) saya kembali menulis. Menulis lagi semudah mendapatkan ilham di angkot ketika perjalanan pulang dan mengobrol dengan beberapa teman sekampus seperjuangan. Beberapa jam lalu saya memberi semangat kepada teman saya yang telah terpilih menjadi delegasi UI dalam K2N, sebuah ajang konkret sebagai anak UI mengabdi kepada Negara, dimana saya juga berangan-angan mngikuti itu namun tidak terpilih-red. Saya memberi semangat namun dalam hati terbesit rasa iri kenapa saya tidak bisa seperti dia yang mempunyai kemampuan untuk keterima dalam ajang itu. 

Mengutip pernyataan seorang teman saya, hidup itu pilihankalimat itu sangat terngiang-ngiang dalam kepala saya-red. Bahkan sampai sekarang kata itu masih sebuah kata yang menurut saya mengandung sebuah keambiguan. Hidup itu pilihan, tidak memilih itu juga merupakan sebuah pilihan. Saya sudah memilih untuk memiliki sebuah rencana besar, namun saya mencoba mengalihkan pikiran saya sebentar dari rencana itu dan mencoba kesempatan baru yang belum pernah saya coba dan saya berhasil dalam ajang yang hanya sebuah ajang coba-coba tersebut-pun merupakan sebuah pilihan. Ketika sesaat saya merasa salah menempatkan diri salam sebuah ajang coba-coba itu pun merupakan sebuah pilihan dari sebuah hati kecil dalam diri saya itu pun sebuah pilihan. Saya tidak merasa salah berada ditempat ini, saya hanya terus bertanya dalam hati juga kepada orang-orang disekitar saya apakah saya benar berada dalam situasi ini, situasi dimana saya merasa saya tidak punya kemampuan apapun, situasi dimana saya dikelilingi orang-orang hebat yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Sempat saya berfikir saya hanya menjadi sebuah pelengkap dari orang-orang kaku yang memiliki sedikit rasa humoritas, okey saya dapat menyimpulkan saya memiliki rasa humoris yang berlebih-red. Saya merupaka penghibur dari orang-orang tersebut. Saya sempat bertanya ketika saya sedang sedih, siapa yang bisa menghibur saya, sedangkan orang-orang disekeliling saya merupakan orang yang harus saya hibur. Teman saya pernah berkata, entah itu sebuah kebenaran atau hanya sebuah ungkapan palsu untuk menguatkan saya, “kamu itu ibarat sebuah kepingan puzzle yang hilang, kalo ada kamu engkaplah sebuah puzzle itu.” Entah itu sebua kamlimat motivasi atau sebuah kalimat mengecilkan. Pelengkap, itulah saya, bukan sebagai tokoh utama. Mungkin saya merasa egois karena ingin selalu tau dan ingin selalu dinomersatukan, tapi bukanlah egois merupakan sifat alamiah manusia seperti saya. Egois itu sebuah pilihan bung! 

Menjadi pemberi semangat, seorang pelengkap merupakan sebuah pilihan. Menjadi seorang penonton atau disebut tim hore merupakan sebuah pilihan. Namun sampai kapan saya hanya terus berada di posisi itu, posisi sebuah pelengkap. Posisi seorang tim hore yang tidak tau harus menghorekan sampai mana. Okey, sudah terlewat galau, saya tidak mau membuat blog ini menjadi terlihat galau dan hidup saya terlihat kelam dari tulisan saya di blog ini. Tanpa sadar saya juga membutuhkan tim hore untuk kehidupan saya. Saya tidak mau terus-menerus berada di posisi ini, perubahanlah yang saya butuhkan, perubahan juga sebuah pilihan,bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar